1. PENGERTIAN DAN JENIS KERETA
Pengertian kereta sebagai salah satu sarana Kereta Api,
dikutip dari Keputusan Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi No. Km 81 Tahun
2000: Kereta adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penumpang di jalan
rel.
Jenis Kereta terdiri dari:
a. Kereta Penumpang, yaitu kereta yang
dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk penumpang dan tempat barang penumpang.
b. Kereta pembangkit listrik, yaitu kereta
yang dilengkapi dengan fasilitas pembangkit listrik.
c. Kereta makan, yaitu kereta yang
dilrngkapi dengan fasilitas tempat duduk, tempat peralatan makan, dengan atau
tanpa pembangkit listrik.
d. Kereta tidur, yaitu kereta yang
dilengkapi dengan fasilitas tidur untuk penumpang.
e. Kereta bagasi, yaitu kereta yang
dilengkapi dengan ruang bagasi dengan atau tanpa pembangkit listrik, yang dapat
berupa rangkaian sendiri atau dirangkaikan dengan kereta penumpang.
2.
KODE/ PENAMAAN
JENIS KERETA
Untuk memudahkan dalam mengenal
berbagai jenis kereta sebagai identitas setiap jenis kereta diberi nama atau
kode berupa huruf dan angka yang sekarang berlaku di PT Kereta Api (Persero)
dengan arti sebagai berikut:
Ø KT =
Kereta tidur
Ø K1 =
Kereta penumpang kelas 1
Ø K2 =
Kereta penumpang kelas 2
Ø K3 =
Kereta penumpang kelas 3
Ø KZ =
Kereta penumpang kelas 1 yang dilengkapi peralatan komunikasi, sumber listrik untuk laptop, charge HP dan kursi khusus cover jok khusus.
Ø M1 =
Kereta makan kelas 1
Ø MP1 =
Kereta makan kelas 1 dilengkapi pembangkit listrik
Ø KM1 =
Kerata makan yang dilengkapi fasilitas penumpang kelas 1
Ø KM2 =
Kereta makan yang dilengkapi fasilitas penumpang kelas 2
Ø KM3 =
Kereta makan yang dilengkapi fasilitas penumpang kelas 3
Ø KMP3 =
Kereta makan yang dilengkapi fasilitas penumpang kelas 3 dan pembangkit listrik
Ø B =
Kereta bagasi/barang
Ø BP =
Kereta bagasi/barang dilengkapi pembangkit listrik
Ø KB3 =
Kereta penumpang kelas 3 dilengkapi ruang bagasi
Ø KBP3 =
Kereta penumpang kelas 3 dilengkapi ruang bagasi dan pembangkit listrik
Ø U =
Kereta ukur
Ø I =
kereta inspeksi
Ø KD1 =
Kereta rel diesel kelas 1
Ø KD2 =
Kereta rel diesel kelas 2
Ø KD3 =
Kereta rel diesel kelas 3
Ø KL1 =
Kereta rel listrik kelas 1
Ø KL2 =
Kereta rel listrik kelas 2
Ø KL3 =
Kereta rel listrik kelas 3
Ø S =
Kereta spesial
Format penomoran sarana kereta yang digunakan adalah:
[kelas kereta] [jenis kereta] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
di mana:
v kelas kereta menunjukkan jenis kelas dan
fasilitas dari kereta bersangkutan, dinyatakan dengan kode huruf dan satu digit
angka yaitu:
- 1 untuk kelas eksekutif (Kereta api eksekutif)
- 2 untuk kelas bisnis (Kereta api bisnis)
- 3 untuk kelas ekonomi (Kereta api ekonomi)
di mana kode huruf "K"
menunjukkan kereta penumpang biasa, "M" menunjukkan kereta yang
dilengkapi fasilitas ruang makan dan dapur, "P" menunjukkan kereta
yang dilengkapi fasilitas genset diesel dan "B" menunjukkan kereta
yang dilengkapi fasilitas ruang bagasi (kode huruf ini bisa saling bersusun
seperti KP, MP, KMP dan BP).
v jenis kereta menunjukkan kereta yang ditarik
lokomotif atau memiliki penggerak sendiri dengan rincian:
- 0 untuk kereta penumpang yang ditarik lokomotif
- 1 untuk kereta rel listrik (KRL)
- 2 untuk kereta rel diesel elektrik (KRDE)
- 3 untuk kereta rel diesel hidraulik (KRDH)
v tahun mulai
operasi dan nomor urut: cukup jelas.
Contoh:
Nomor Urut
|
Tahun Mulai
Operasi
|
Kereta
Penumpang Yang Ditarik Lokomotif
|
Kereta Kelas
Eksekutif
|
K 1 – 0 01 01
a.
K1 0 01 01 Kode di atas menunjukkan kereta kelas eksekutif (K1) yang
ditarik lokomotif dengan tahun mulai operasi 2001 dan nomor urut 01.
b.
K1 1 01 01 Kode di atas menunjukkan kereta rel listrik (KRL) dengan
fasilitas ruang penumpang kelas eksekutif (K1) dengan tahun mulai operasi 2001
dan nomor urut 01.
c.
K3 2 10 07 Kode di atas menunjukkan kereta
rel diesel elektrik (KRDE) dengan fasilitas ruang penumpang kelas
ekonomi (K3) dengan tahun mulai operasi 2010 dan nomor urut 07.
3.
PENGERTIAN DAN JENIS GERBONG
Pengertian gerbong sebagai salah
satu sarana Kereta Api, dikutip dari Keputusan Menteri Perhubungan dan
Telekomunikasi No. KM 81 Tahun 2000:
“Gerbong adalah sarana yang
dipergunakan untuk mengangkut barang di jalan rel.”
Jenis gerbong tediri dari :
a. Gerbong datar
b. Gerbong terbuka
c. Gerbong
tertutup
d. Gerbong tangki
e. Gerbong khusus
4.
KODE/PENAMAAN
JENIS GERBONG
Untuk memudahkan dalam mengenal
berbagai jenios gerbong sebagai identitas setiap jenis gerbong diberi nama atau
kode berupa huruf sesuai kelompok yang berlaku sekarang di PT Kereta Api
(Persero) yaitu:
a. Gerbong datar
·
P
= gerbong datar 2 gandar tanpa rem
·
PR =
gerbong datar 2 gandar dengan rem tangan
·
PW =
gerbong datar 2 gandar dengan rem udara tekan
·
PCW =
gerbong datar 2 gandar untuk peti kemas (20 ft) dengan rem udara tekan
·
PPR =
gerbong datar bergandar 4 dengan rem tangan
·
PPW =
gerbong datar bergandar 4 dengan rem udara tekan
·
PPCW = gerbong
datar 4 gandar untuk peti kemas (40 ft) dengan rem udara tekan
b. Gerbong terbuka
·
YW =
gerbong terbuka berdinding rendah 2 gandar dengan reem udara tekan
·
YR =
gerbong terbuka berdinding rendah 2 gandar dengan rem tangan
·
YYW =
gerbong terbuka berdinding rendah 4 gandar dengan rem udara tekan
·
YYR =
gerbong terbuka berdinding rendah 4 gandar dengan rem tangan
·
YYRU =
gerbong terbuka berdinding rendah 2 gandar dengan rem tangan dan pipa saluran
angin
·
ZZOR =
gerbong terbuka 4 gandar untuk angkutan balas dengan rem tangan
·
ZZOW
= gerbong terbuka 4 gandar untuk angkutan balas dengan rem udara tekan
·
JJW =
gerbong terbuka berdinding tinggi 4 gandar untuk angkutan jerami
·
KKBW
= gerbong terbuka berdinding tinggi 4 gandar untuk angkutan batubara dengan
rem tangan
·
KKBRU = gerbong
terbuka berdinding tinggi untuk angkutan batubara dengan rem tangan dan saluran
pipa
·
HR =
gerbong terbuka berdinding tinggi 2 gandar dengan rem tangan
·
HHR =
gerbong terbuka berdinding tinggi4 gandr dengan rem tangan
c. Gerbong tertutup
·
GR =
gerbong tertutup 2 gandar dengan rem tangan
·
Gw =
gerbong tertutup 2 gandar dengan rem udara tekan
·
GGR =
gerbong tertutup 4 gandar dengan rem tangan
·
GGW =
gerbong tertutup 4 gandar dengan rem udara tekan
·
TR =
gerbong tertutup 2 gandar untuk semen dengan rem tangan
·
TW =
gerbong tertutup 2 gandar untuk semen dengan rem udara tekan
·
TTW =
gerbong tertutup 4 gandar untuk semen dengan rem udara tekan
·
DGGW = gerbong tertutup 4 gandar untuk barang
hantaran dengan rem udara tekan
d. Gerbong tangki/ketel
·
KR =
gerbong tangki 2 gandar dengan re tangan
·
KW =
gerbong tangki 2 gandar dengan rem udara tekan
·
KKR =
gerbong tangki 4 gandar dengan rem tangan
·
KKRU =
gerbong tangki 4 gandar dengan rem tangan dan saluran pipa rem
·
KKW =
gerbong tangki 4 gandar dengan rem udara tekan
e. Gerbong khusus
·
MR =
gerbong tertutup 2 gandar dengan rem tangan
·
PB =
gerbong bak 2 gandar tanpa rem
·
PBR =
gerbong bak 2 gandar denganb rem tangan
·
UHR =
gerbong derek tangan 3 gandar dengan rem tangan
·
USH =
gerbong derek 6 gandar dengan rem tangan
·
WR =
gerbong batu timbangan 2 gandar dengan rem tangan
·
NR =
gerbong inventaris dipo berisi alat-alat pertolongan kecelakaan
·
VR =
gerbong tertutup berdinding jarang untuk
angkutan ternak dengan rem tangan
Format
penomoran sarana gerbong yang digunakan adalah:
[jenis
gerbong] [kapasitas muat] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
di mana:
v jenis
gerbong menunjukkan jenis bentuk gerbong bersangkutan dengan rincian:
- GD untuk gerbong datar (PPCW, PKPKW dsb);
- GB untuk gerbong terbuka (YYW, ZZOW, TTW, KKBW dsb)
- GT untuk gerbong tertutup (GW, GGW, GR dsb)
- GK untuk gerbong tangki/silinder.
·
kapasitas muat menunjukkan daya angkut maksimum dalam
satuan ton, dinyatakan dalam dua digit angka.
v tahun mulai
operasi dan nomor urut: cukup jelas.
Contoh: GD
40 80 10
Kode ini
menunjukkan gerbong datar dengan kapasitas muat maksimum 40 ton, mulai
dioperasikan sejak 1980 dengan nomor urut sarana 10.
Sistem Penomoran Peralatan Khusus
Format
penomoran sarana peralatan khusus yang digunakan adalah:
[kode sarana
khusus] [jenis sarana khusus] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
di mana:
v kode sarana khusus dinyatakan dalam 2 huruf
sebagai berikut:
- SI untuk kereta inspeks (KAIS)
- SN untuk kereta penolong (NR, NW, dll)
- SU untuk kereta ukur
- SE untuk kereta derek
- SR untuk kereta pemeliharaan jalan rel
v jenis sarana
khusus dinyatakan seperti halnya jenis sarana kereta, yaitu:
- 0 untuk sarana khusus yang ditarik lokomotif;
- 1 untuk sarana khusus berpenggerak listrik;
- 2 untuk sarana khusus berpenggerak diesel elektrik
- 3 untuk sarana khusus berpenggerak diesel hidraulik
v tahun mulai operasi dan nomor urut: cukup
jelas.
Contoh: SI 3
09 01
Kode di atas
menunjukkan kereta inspeksi dengan sistem penggerak diesel hidraulik yang mulai beroperasi sejak 2009
dengan nomor urut 01.
Penulisan
sistem penomoran ini memiliki ketentuan bentuk huruf yang digunakan adalah
Arial dengan size 140, di mana huruf dan angka menggunakan warna putih dengan
latar belakang warna hitam.
KOMPONEN SARANA PENGANGKUT
1. JENIS KOMPONEN
Sarana
kendaraan rel pengangkut yaitu kereta dan gerbong mempunyai komponen utama
sebagai berikut:
a. Bogie
·
Bogie kereta penumpang yang terdiri dari komponen: rangka bogie, perangkat
roda, bearing, axle box, pegas, peredam kejut, ayunan bawah, penggantung ayun,
balok ayun, center plate, pivot, tuas-tuas rem, dan blok rem.
·
Bogie gerbong barang terdiri dari komponen: rangka bogie bolster, perangkat
roda, bearing, pegas, peredam, friksi, tuas-tuas rem, center plate, pivot, dan
blok rem.
b. Badan Kereta/Gerbong
·
Kereta
Badan kereta
terdiri dari struktur rangka bentuk monocoque lengkap dengan dinding
samping,dinding ujung, dan atap.
·
Gerbong
Badan gerbong
terdiri dari rangka bawah yang dilengkapi dengan box, ketel, dinding tertutup
atau terbuka untuk memuat barang sesuaia dengan komoditi yang diangkut.
c. Alat Perangkai
Alat perangkai
otomatis atau automatic coupler adalah alat yang digunakan untuk merangkai
kereta dengan kereta, lokomotif atau gerbong pada waktu dioperasikan sebagai
Kereta Api.
d. Alat Pengereman
·
Rem udara tekan terdiri dari komponen: pipa rem, hose coupling, angle cock,
distributor valve, tangki udara pembantu, silinder rem, tuas-tuas rem, dan blok
rem.
·
Rem tangan terdiri dari komponen: handle rem, tuas-tuas rem, dan blok rem.
e. Lantai dan
Penutup Lantai
f. Pintu dan
Jendela
·
Pintu untuk penumpang bisa berupa pintu geser atau pintu ayun.
·
Jendela untuk kereta penumpang bisa jendela fixed untuk K1, jendela yang
dapat dibuka untuk K2 dan K3 serta jendela darurat.
·
Pintu untuk gerbong barang berupa pintu geser atau pintu ayun sesuai dengan
jenis gerbong dan barang yang diangkut.
g. Fasilitas untuk
Penumpang
Fasilitas untuk
penumpang yang terdiri dari kursi, lampu penerangan, audio vidio, air
conditioning, fan, exhaust, karpet, rak bagasi, dan korden.
h. Toilet
Ruang toilet
berisi closet, tempat cuci tangan, kran air, tisue, cermin, dan slang air
penyemprot.
i.
Instalasi Listrik, terdiri dari alat penyambung listrik (electric coupler)
pengkabelan yang dihubungkan dengan lampu, fan, AC, dst.
j.
Instalasi Air, terdiri dari tangki air, pipa air menuju ke toilet.
k. Perlengkapan
Kesehatan
l.
Pemadam Kebakaran, Palu, Rem Darurat, Jendela darurat.
2. FUNGSI KOMPONEN
a. Bogie
Fungsi bogie
pada sarana kendaraan rel adalah untuk mendukung badan kendaraan (body) memudahkan
perjalanan dibelokan, meningkatkan beban, kecepatan dan kenyamanan pengendaraan
serta tempat alat pengereman.
b. Badan Kereta
Fungsi badan
kereta/gerbong adalah sebagai tempat penumpang atau barang dengan segala
fasilitas pendukungnya, sehingga aman dan nyaman dalam perjalanan.
c. Alat Perangkai
Fungsi alat
perangkai adalah untuk menyambung sarana kendaraan rel yang sattu dengan yang
lainnya sehingga dapat dioperassikan dengan aman.
d. Alat Pengereman
Fungsi alat
pengereman pada sarana kendaraan rel adalah untuk menghentikan, mengurangi
kecepatan atau mempertahankan laju kendaraan rel. Rem juga berfungsi untuk
mempertahankan sarana kendaraan rel tetap berhenti pada waktu diam atau di
parkir.
e. Lantai dan
Penutup Lantai
·
Fungsi lantai adalah sebagai tempat fasilitass untuk penumpang seperti
kursi dan karpet.
·
Fungsi penutup lantai berupa bahan UNITEX dilapisi lenoleum atau vinil
adalah sebagai peredam suara getaran.
BADAN KERETA
(BODY)
1. JENIS KONSTRUKSI BADAN KERETA
Secara umum body diterjemahkan sebagai badan kereta atau
badan sarana kendaraan rel, namun secara khusus dapat dipergunakan untukbadan
gerbong, badan lokomotif, KRD, dan KRL.
Badan kereta didukung oleh 2 bogie dan berfungsi untuk
mendukung dan melindungi beban berupa penumpang atau barang.
Bila ditinjau dari bentuk struktur terdapat 2 jenis
konstruksi badan kereta, yaitu:
a. Struktur dengan rangka dasar (chasis)
Pada awalnya orang merancang konstruksi badna kereta yang
kaku dengan memasang chasis (underframe) rangka dasar.
Rangka dara ini terbuat dari baja-baja profil ayang
disusun dan dilas dengan sedemikian rupa sehingga mampu menahan beban vertikal
dan axial dan mengalami defleksi minimum sesuai dengan persyaratan.
Beban vertikal yang berupa berat sendiri dan beban muatan
akan disangga oleh rangka dasar, sehingga dinding atap, dan lantai tidak
menerima beban muatan.
Sarana kendaraan rel yang menggunakan konstruksi jenis
ini adalah lokomotif gerbong barang dan kereta penumpang dengan dinding kayu.
Pada gerbong barang akan terlihat jenis ukuran baja
profil rangka dasar yang besarnya serupa pada gerbong datar (tanpa dinding)
dengan gerbong tertutup. Dan bila terjadi modifikasi gerbong tertutup dengan
membuang dinding menjadi tanpa gerbong tidak berpengaruh kapada kekuatan.
b. Struktur Monocoque
Konstruksi struktur monocoque terdiri dari baja-baja
profil dengan ukuran yang relatif kecil yang dilas menjadi rangka dasar,
dinding samping, dinding ujung, atap, dan secara keseluruhan menjadi satu
kesatuan konstruksi yang menerima beban vertikal dan axial.
2. BEBAN PADA BADAN KERETA
a. Beban Axial
Beban axial atau longitudional yaitu beban kompresi
(tekan) pada alat perangkai/buffer minimum 100 ton, merupakan beban statis yang
dikenakan pada pusat alat perangkai (beban tumbur pada waktu langsir). Beban
ini diperhitungkan bersama atau tanpa beban vertikal yang merupakan persyaratan
dalam spesifikasi teknik sarana kendaraan rel di Indonesia.
Standar persyaratan beban axial ini biasanya berbeda pada
sarana untuk angkutan komuter seperti KRD atau KRL misalnya beban axial 50 ton
atau 75 ton.
b. Beban Vertikal
Beban vertikal terdistribusi merata di perhitungkan
menurut:
P=K(P1+P2)
P1 = Berat sendiri
badan kereta atau gerbong dalam keadaan siap jalan, termasuk air dalam tangki.
P2 = Berat muatan,
yaitu jumlah penumpang x 75 kg dengan over load 100% dari kapasitas untuk
kereta penumpang.
P2 = Berat muatan, yaitu tonase berat muatan
dengan over load 5% untuk gerbong barang.
K = 1,3 = koefisien dinamis pada keadaan beban penuh.
3. BAHAN BADAN KERETA
a. Baja Karbon
Bahan-bahan kereta sejak dulu sampai sekarang banyak
digunakan baja karbon bentuk profil, pada awalnya digunakan Bj.37 atau St.37.
Namun dalam perkembangan industri kemudian dipakai baja lunak (mild steel)
SS.41 bahkan untuk gerbong tertentu digunakan SS.50.
b. Baja Tahan Karat
Dengan pertimbangan korosi dan perawatan badan kereta
dibuat dari baja tahan karat (stainless stell). Penggunaan baja tahan karat
pada badan kereta ada 2 macam yaitu:
1. Stainless stell skin body, yaitu
penggunaan plat dinding dari baja tahan karat, sementara struktur rangka badan
kereta masih menggunakan baja karbon. Contoh di Indonesia adalah KRL Nipon
Sharyon, KRL Holec/BN.
2. Full stainless stell, yaitu penggunaan
baja tahan karat pada struktur rangka dan dinding badan kereta. Contoh di Indonesia
adalah KRl Hitachi, walaupun pada bagaian bolster masih digunakan baja karbon.
c. Paduan Alumunium
Pada perkembangan teknologi selanjutnya, diperlukan bahan
yang bersifat tahan karat dan ringan, sehingga digunakan paduan alumunium untuk
badan kereta.
Bahan ini sudah digunakan di negara maju seperti Jepang
untuk KRL baru dan Kereta Api Shin Kan Sen.
KONSTRUKSI BOGIE
Pada pembahasan ini yang dimaksud dengan sarana kendaraan
rel adalah kereta penumpang, gerbong barang, lokomotif, kereta yang bertenaga
penggerak sendiri baik Kereta Rel Diesel (KRD) maupun Kereta Rel Listrik (KRL).
Untuk selanjutnya disebut saja sebagai kereta, gerbong, lokomotif, KRD, dan
KRL. Dalam rangka mengenal bogie, maka amarilah kita bahas maksud arti bogie,
fungsi bogie, pemegasan pada bogie, dan penggolongan jenis bogie.
1. MAKSUD DAN ARTI BOGIE
Pada mulanya kendaraan rel dibuat
dengan dua gandar sebagai tumpuan badan kendaraan (body). Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan angkutan, maka dibuatlah suatu kontruksi yang dapat
mengatasi segala keterbatasan dari kendaraan rel bergandar dua yang menyangkut
panjang kendaraan, daya dukumg kendaraan (berat, volume), kemudahan melalui
jalan tikungan, kecepatan, dan kenyamanan (running qualities). Kontruksi yang
dapat mangatasi masalah tersebut addalah BOGIE, yaitu suatu konstruksi yang
terdiri dari dua perangkat roda (wheelset) atau lebih yang digabungkan oleh
rangka yang dilenngkapi dengan sistem pemegasan, pengereman, dengan atau tanpa
peralatan penggerak dan anti slip, serta secara keseluruhan berfungsi sebagai
pendukunng rangka dasar dari bahan kendaraan.
2. FUNGSI BOGIE
Dengan memperhatikan maksud/arti bogie
tersebut, kiranya dapat dijelaskan fungsi dari konstruksi bogie, ialah:
a. Meningkatkan daya dukung kendaraan,
misalnya:
Sebuah kereta/ gerbong dua gandar mempunyai berat total
(berat kosong + muatan) sebesar G1, maka beban gandar adalah:
P
2
|
= G1
|
Dengan beban gandar yang sama, apabila gerbong dibuat
dengan konstruksi bogie (4 gandar), maka totalnya menjadi:
GII = 4 x P =
|
4 x GI
2
|
GII = 2 GI
|
Dengan demikian daya angkutnya meningkat.
Terlebih lagi apabila digunakan sistem dua bogie (8
gandar), maka daya dukungnya akan lebih meningkat, terutama untuk gerbong
barang.
b. Memudahkan perjalanan melalui tikungan
Kebutuhan angkutan penumpang memerluka kapasitas tempat
duduk yang besar pada kereta, KRL, dan KRD, kebutuhan angkutan barang dengan
volume besar serta meningkatnya daya pada lokomotif akan mengharuskan
kendaraan-kendaraan rel tersebut dibuat lebih panjang.
Dengan adanya konstruksi bogie, maka kendaraan yang
panjang akan mudah pada waktu melalui tikungan, karena adanya tempat berputar
antara bogie dengan badan kereta, yaitu pivot.
Sebagai perbandingan dapat dikemukakan peningkatan
panjang dan berat total dari kereta/gerbong bergandar dua dengan kereta/gerbong
berbogie.
N0
|
Jenis Kendaraan
|
Kendaraan Bergandar Dua
|
Kendaraan Berbogie
|
||
G Total (ton)
|
L Total (m)
|
G Total (ton)
|
L Total (m)
|
||
1.
|
CDL
|
11
|
9,9
|
-
|
-
|
2.
|
DR
|
9
|
7,6
|
-
|
-
|
3.
|
K3
|
-
|
-
|
36
|
20,92
|
4.
|
B
|
-
|
-
|
35
|
20,92
|
5.
|
GW
|
20,1
|
8,16
|
-
|
-
|
6.
|
GGW
|
-
|
-
|
47
|
13,2
|
*) Catatan:
CDL =
kereta penumpang kelas 3 memakai bagasi dan dilengkapi dengan rem vakum
DR =
kereta bagasi dengan rem tangan
K3 =
kereta penumpang kelas 3 dengan rem udara tekan
B =
kereta bagasi dengan rem udara tekan
GW =
gerbong tertutup bergandar 2 dengan rem udara tekan
GGW = gerbong
tertutup bergandar 4 dengan rem udara tekan
c. Meningkatkan kecepatan dan kenyamanan
kendaraan
Faktor-faktor utama yanng mempengaruhi kenyamanan
kendaraan rel dengan adanya konstruksi bogie adalah:
1. Ketidakrataan jalan rel (track
irregularities) baik dalam arah vertikal, lateral maupun longitudinal sebesar δ,
dirasakan dalam badan kereta hanya setengahnya yaitu δ/2 dan unruk sebagian
dapat ditampung oleh sistem pemegasan.
2. Kejutan-kejutan lateral memutar bogie,
yang diubah menjadi energi kinetis yang akan diredam oleh peredam rotasi pada
centre plate.
3. Konstruksi bogie memungkinkan
pemakaian/pemasangan susunan pegas yang lebih banyak antara baddan kendaraan
dan jalan rel.
Dengan peningkatan kenyamanan dan keamanan kendaraan,
dengan sendirinya kecepatan operasi juga dapat ditingkatkan.
3. PEMEGASAN PADA BOGIE
Pada umumnya
sistem pemegasan kendaraan rel berbogie yang terdiri dari sistem terdiri dari
sistem pemegasan primer dan sistem pemegasan sekunder adalah lebih sempurna
dibandingkan dengan kendaraan rel tanpa bogie (bergandar dua) yang hanya
memilikisatu tingkat pemegasan saja.
Pemegasan yang
dimaksud adalah terdiri dari pegas dan peredam. Pegas dapat berupa pegas ulir,
pegas daun, pegas torsi, pegas karet atau pegas udara, sedangkan peredam dapat
dapat berupa perdam hidraulis atau peredam gesek (kering).
a.
Sistem
Pemegasan Primer
Yang dimaksud sistem pemegasan primer
adalah pemegasan anatara periuk gandar (perangkat roda) dan rangka bogie.
Fungsi dari sistem pemegasan primer adalah untuk menampung kejutan-kejutan,
gaya-gaya impak langsung akibat ketidakrataan rel, sambungan rel,, wesel, dan
gangguan lain, karena perangkat roda adalah bagian yang langsung berinteraksi
dengan jalan rel (track)
Pada pemegasan primer terdapat alat
pembatas gerak (stopper) yang diusahakan dalam tingkat desain agar tidak saling
bersentuhan. Namun bila terjadi gaya impak yang berlebihan atau ketidakrataan
yang berlebihan (overload) dari yang direncanakan maka alat pembatas bisa
saling bersentuhan.
b.
Sistem
Pemegasan Sekunder
Sistem pemegasan sekunder adalah sistem
pemegasan antara badan kendaraan dengan rangka bogie. Pemegasan sekunder
berperan penting dalam menentukan kualitas kenyamanan kendaraan rel, disamping
dilengkapi oleh pemegasan primer. Pada sistem pemegasan sekunder dilengkapi
dengan peredam kejut baik pada arah vertikal maupun arah lateral.
Gangguan-gangguan dari ketidakrataan
rel, kejutan-kejutan, impek, gerakan, dan gaya-gaya ditikungan, serta gerakan
snusoida (snake motion) pada jalan lurus akan diredam oleh sistem pemegasan
sekunder setelah sebagian ditampung oleh sistem pemegasan primer untuk kemudian
baru dirasakan oleh badan kendaraan. Walaupun demikian, bila ada gaya impak
atau ketidakrataan rel yang dapat menimbulkan beban berlebih (overload) dari
yang direncanakan, akan berakibat alat pembatas (stopper baja) bersentuhan.
Meskipun demikian menyentuhnya stopper harus diusahakan sejarang mungkin.
Selain dari sistem pemegasan, amaka gangguan juga dapat diatasi kontruksi
ayunan, konstruksi pendulum atau konstruksi tilting.
4. JENIS BOGIE
Sesuai dengan fungsinya sebagai
pendukung badang kendaraan dari berbagai macam sarana kendaran rel, maka bogie
dapat digolongkan menjadi:
a. Bogie Kereta
Bogie kereta didesain dengan sistem pemegasan dua
tingkat, faktor kenyamanan penting untuk penumpang.
Perbandingan muatan penumpang dengan berat kendaraan
adalah kecil. Kecepatan operasi relatif tinggi.
b. Bogie Gerbong
Bogie gerbong dibuat sederhana (simple), mudah dan murah
perawatannya, tetapi harus dapat mendukung beban/muatan yang berat. Sistem
pemegasan hanya satu tingkat. Kecepatan operasi dan kenyamanan relatif lebih
rendah dibanding bogie kereta.
c. Bogie Lokomotif
Bogie lokomotif dibuat agar bisa mendukung beban yang
berat, yaitu body lokomotif yang berisi motor diesel, transmisi, dan
instalasi-instalasinya. Sistem pemegasan terdiri dari dua tingkat.
d. Bogie untuk KRL dan KRD
Bogie untuk KRL dan KRD pada dasarnya sama dengan kereta,
hanya dilengkapi dengan peralatan pengerak yang berupa roda gigi dan kardan
atau roda gigi dan motor traksi.
5. JENIS-JENIS BOGIE DI PT KERETA API
INDONESIA (PERSERO)
Berbagai jenis bogie telah digunakan di
PT Kereta Api sejak masa sebelum kemerdekaan sampai dengan sekarang.
a. Bogie Kereta Penumpang
1. Bogie Pennsylvania (K-2)
2. Bogie Cradle (K-3)
3. Bogie (K-4)
4. Bogie NT.11 (K-5)
5. Bogie Ferrostahl (K-6)
6. Bogie Gorlitz (K-7)
7. Bogie NT.60 (K-8)
8. Bogie Bolstreless (K-9)
b. Bogie Gerbong Barang
1. Bogie Kuda Kepang
2. Bogie Ride Control
3. Bogie Barber
c. Bogie lokomotif
1. Bogie Lokomotif Eropa
2. Bogie Lokomotif Amerika
d. Bogie KRD dan KRL
1. Bogie dengan Bolster
2. Bogie tanpa Bolster (Bolsterless)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar